Senin, 18 Maret 2013

KLAIM KEBENARAN AGAMA

KLAIM KEBENARAN AGAMA
Oleh: Mahful Muis, MA


Tradisi Dialog

        Dialog agama-agama bukanlah hal baru dalam peradaban manusia, karena dialog adalah sesuatu yang terhindarkan dari pluralitas yang sudah menjadi tradisi Tuhan yang bersifat abadi dan kemestian sejarah perubahan cara pandang dan metode manusia dalam menyikapi pluralitas itu seiring dengan perkembangan zaman, khususnya dalam hal keagamaan. Setiap rasul diutus oleh Tuhan dalam/ pada konteks kesejarahan dan kondisi sosial keagamaan yang pluralistik, sehingga relasi dan dialog/trialog antar agama dalam tradisi millah Ibrahim ( yang hari ini diubah menjadi Yahudi, Kristen, dan Islam ) bukanlah fenomena baru karena sudah berlangsung sejak awal kenabian. Secara internal, dialog/trialog antar ketiganya dapat dipahami karena ketiganya tidak hanya memiliki titik temu teologis dan hukum sebagai bagian inti dari ajaran agama, tetapi juga karena ketiganya berasal dari tradisi dan leluhur yang sama.

        Para rasul dalam mewartakan risalah-Nya juga senantiasa mengajak umat agama lainya berdialog. Al-kitab Perjanjian Baru misalnya, banyak mengkisahkan bagaimana Yesus sering berdialog dengan murid-murid Yohanes Pembaptis, para Imam Kepala, dan kaum Yahudi dari kaum kaum Farisi dan kaum Saduki. Begitu pula dengan Muhammad, yang secara teologis dan historis tidak terlepas dari misi risalah sebelumnya. Al-Qur’an bahkan menempatkan kaum Yahudi dan Nasrani sebagai ahlu al-kitab yang harus dihormati dan selalu mengajak mereka melakukan dialog (mujadalah) dengan cara dan argumentasi terbaik. Namun demikian, sepanjang perjalanan sejarah, hubungan yang baik itu malah kerap kali telah menjadi sumber berbagai kesalah-pahaman, ketidak percayaan, kebencian dan sengketa teologis yang tak berujung. Selain itu, klaim kebenaran (truth claim) bahwa agamaku atau agama kami adalah agama terbenar dan satu-satunya agama keselamatan (salvation claim) yang sejati sebagai ekspresi dari keyakinan spiritual, memunculkan fanatisme agama yang negatif. Tak jarang mereka yang sekalipun sering melakukan kejahatan atau berbuat maksiat akan bankit “membela agama” jika merasa agamanya dilecehkan.

        Secara sosiologis, truth claim dan salvation claim tersebut dapat menimbulkan berbagai konflik sosial-politik yang hingga kini masih menjadi fenomena di abad modern ini. Sikap fanatisme itu sendiri, bukan ditandai oleh tidak adanya kesepakatan, melainkan oleh tidak adanya penghargaan dan toleransi terhadap teologi lainnya. Penyakit spiritual ini yang menyuburkan kebencian tersebut sebagai buah dari sikap interaksi superior-inferior yang membentengi diri sembari memproklamirkan agama mereka sebagai satu-satunya agama yang dapat diterima dan satu-satunya jalan menuju keselamatan. Akibatnya, kebenaran mutlak firman Tuhan dikaburkan oleh perilaku klaim absolutisme dan penafsiran subjektif para ahli agama.

        Kajian tentang relasi Yahudi, Kristen, dan Islam selalu menarik perhatian dunia dewasa ini, khususnya dalam melakukan dialog/trialog teologis-normatif antar-generasi Ibrahim demi mewujudkan perdamaian dunia (word peace). Sebab, berbicara tentang Yahudi, Kristen dan Islam, berarti juga berbicara soal mayoritas ummat manusia di dunia, tidak terkecuali Indonesia. Secara doktrinal, dalam tradisi Yahudi, Abraham (Abram: Ibrahim) adalah penerima perjanjian (kovenan) asli antara orang-orang Ibrani dengan Elohim (YHWH: Yahweh). Dalam tradisi Kristen, Abraham adalah pattriark terkemuka dan penerima suatu perjanjian normatif yang orsinil dengan Allah yang selanjutnya disarikan sebagai kovenan mosaik, sedangkan kovenan kedua diyakini telah dibuat oleh Yesus Kristus. Sedangkan dalam tradisi Islam, Nabi Ibrahim adalah sosok teladan dari seorang pewarta wahyu yang memiliki akidah yang tak tergoyahkan oleh apapun dan siapapun, termasuk oleh keluarga dan bangsanya, serta sosok monoteis sejati yang kokoh (muslim hanif), serta pembawa millah Ibrahim yang diamanatkan Allah untuk diajarkan kepada keturunannya dan segenap ummat manusia.

        Untuk merespon realitas ummat beragama tersebut, dalam dua dekade terakhir ini seruan tentang dialog antar-agama atau antar-iman (inter-faith dialogue) amat intens dikampanyekan, bukan hanya untuk sekedar menjembatani titik temu dan titik beda dari masing-masing agama, tetapi juga adanya tawaran kultural yang produktif dan konskruktif untuk melakukan pengembaraan intelektual dan spiritual memasuki pelataran agama lain. Bahkan mendialogkan hal-hal yang masuk dalam zona sakral dari doktrin agama masing-masing. Meski demikian, seruan dialog tersebut masih melahirkan pro (karena hal itu merupakan keniscayaan historis) dan kontra (karena dikuatirkanakan dapat melemahkan iman serta wibawa doktrin agama masing-masing).

        Seseorang atau skelompok orang yang memiliki spirit seperti inilah yang bersedia untuk lebih jauh memikirkan sesuatu yang tak terpikirkan (unthinkable things) oleh mainstream kaum agama selama ini, sehingga sangat dimaklumi jika buah pikirnya akan disambut PRO dan KONTRA.  

Minggu, 17 Maret 2013

Wanita adalah tiang Negara



Wanita adalah tiang Negara. Betapa seringnya semboyan itu diperdengarkan. Namun apakah para wanita sudah menyadari betul arti dari semboyan itu? Yakinkah anda para wanita, bahwa sebegitu besarnya peran anda sehingga layak dianalogikan sebagai tiang negara?

 Yang kita ketahui seberapa vitalnya peran tiang dalam sebuah bangunan, bahwa kokoh atau rapuhnya sebuah bangunan amat bergantung pada tiang-tiang yang menyangganya. Lalu sudahkah kita menjadi tiang-tiang kokoh bagi bangunan bernegara kita? Bagaimana caranya untuk menjadi tiang kokoh yang mampu menyangga negara yang diistilahkan banyak orang dengan ‘ibu pertiwi yang sedang bersedih’? Dapatkah kita para wanita membangkitkan negeri ini kembali menuju kejayaannya? Terdengar seperti pertanyaan yang sulit untuk diwujudkan di zaman sekarang ini. Sepertinya dibutuhkan super mom’untuk mengatasi carut marut Negara ini.

Betul sekali! Negara kita memang harus disangga oleh tiang-tiang super, para super mom. Lalu dimana menemukan mereka? Mereka ada di dalam diri anda. Jika anda mau berpikir untuk kehidupan yang damai sejahtera bagi negara ini, maka kekuatan super mom akan tumbuh dalam kepala anda.

 Anda tidak harus menjadi wanita karier yang sukses dengan perusahaan anda  untuk menjadi super mom. Anda tidak perlu memperoleh predikat cum laude untuk mampu menjadi super mom. Anda tidak wajib mencari suara masyarakat untuk sukses menjadi super mom. Yang perlu anda lakukan adalah, kembali kepada jati diri anda sebagai seorang wanita. Mulailah dengan menjadi tiang kokoh untuk keluarga anda.

Bukan berarti anda tidak boleh berkarier di luar rumah. Tetapi lebih kepada memaksimalkan tugas dan tanggung jawab anda kepada keluarga. Mulai dari men-support suami di segala aktivitasnya, ingat ada semboyan yang mengatakan, ‘dibalik pria hebat, ada wanita yang luar biasa’. Kita harus bisa seiring sejalan dengan suami, mempunyai tujuan yang sama, karena tidak mungkin satu kapal bisa berlayar dengan benar jika ada dua tujuan yang berbeda.

Dan yang tidak kalah pentingnya adalah mengasuh anak-anak anda. Karena tugas untuk mendidik, mengasuh, memberikan kasih sayang kepada anak-anak adalah tugas dari kedua orangtua. Baik atau buruk seorang anak adalah tanggung jawab orangtua. Jangan rampas hak anak-anak anda untuk mendapatkan kasih sayang, pendidikan, pemahaman dan waktu dari anda. Dan ada tanggung jawab yang besar yaitu untuk menjadi perantara bagi anak-anak anda dengan penciptanya, yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Kita harus mampu mengenalkan dan pada akhirnya membuat anak-anak kita mempunyai karakter seperti Tuhan Yang Maha Esa.

 Ketika nanti pada saatnya anak-anak kita yang berkarakter seperti Tuhan Yang Maha Esa menjadi pemimpin negeri, maka tercapailah segala kedamaian dan kesejahteraan yang diimpikan seluruh manusia di dunia. Seketika itu pulalah kita akan sadar bahwa kita telah menjadi super mom yang menyangga suatu negara yang super kokoh.

Salam berkat damai sejahtera untuk para bunda di seluruh penjuru nusantara. Tetap semangat, tetap berjuang, dan mari bersama kita ciptakan generasi unggulan yang dinantikan. Selamat hari ibu para super mom.

Oleh : Abigail Sarah Azzahra Anggota Gerakan Fajar Nusantara, Ibu dari satu anak dan tutor sekolah berbasis rumah

Jumat, 08 Maret 2013

KEBANGKITAN MELALUI SUNATULLOH


KONSEP SUNNATULLOH

Hukum Baja Sejarah Sebagai Suatu Ketetapan Alloh dalam Hidup dan Kehidupan Yang Tidak Pernah Berubah
  
Segala puji hanya milik Alloh Robbul’Alamin Allohnya Adam, Allohnya Nuh, Allohnya Ibrahim, Allohnya ishaq, Allohnya Ismail, Allohnya Yusuf, Allohnya Musa, Allohnya Isa, Allohnya Muhammad, beserta Allohnya Rosul-rosul Allah yang tidak diceritakan, Allohnya nabi-nabi Bani Israel  maupun Allohnya nabi-nabi  bani Ismail, dan Allohnya segenap umat manusia yang mengimaninya. Rasa syukur hanya diperuntukkan pada Alloh  yang  mengutus Rosul-rosul-Nya  sebagai suri tauladan yang hasanah bagi manusia dalam melaksanakan perannya sebagai hamba Allah. Allah mengutus rosul-Nya  untuk dijadikan panutan sebagai  contoh ideal bagi manusia dalam beribadah kepada allah.

Sejak bergulirnya titik waktu yang diluar kapasitas kita sebagai makhluk untuk mengetahui semua itu sampai dengan suatu masa dimana semua akan terjadi sesuai dengan kehendak-Nya. Demikianlah gerak kehidupan alam semesta beserta segala isinya berjalan dalam koridor waktu dimana terjadi didalamnya segala sesuatu sesuai dengan rencana Alloh, demikianlah alloh maha kuasa menetapkan segala sesuatu. Maka pemahaman tentang sejarah kehidupan adalah sesuatu yang sifatnya mutlak untuk dipahami, apabila seseorang tidak menguasai dan mamahmi peredaran sejarah maka dia tidak akan bisa menempatkan sesuatu pada tempatnya, dan dia adalah orang-orang yang tersesat oleh perjalanan waktu.

Kita selaku orang yang beriman yang hari ini sedang Allah proyeksikan untuk dijadikan penguasa dunia, maka kita dituntut untuk bisa berfikir secara makro, berfikir secara mendunia, jangan hanya berfikir tentang kehidupan sehari-hari, rumah tempat kerja, tempat hiburan, kemudian istirahat. Sebab kita sudah harus berfikir yang jauh lebih dari pada itu, berfikir tentang kondisi dunia hari ini, apa yang sedang terjadi? Pemandanagan dunia hari ini jauh dari kata damai, Hari ini Israel sedang ricuh. Israel menjajah palestina, menyerang yordania, merebut jalur Gaza, kemudian membuat tembok perbatasan, ada apa sebetulnya yang terjadi? Apa yang sedang terjadi dengan dunia hari ini? Amerika demi kepentingan politiknya atas nama menumpas terorisme , Afghanistan, Irak jadi ladang peluru. Atas nama demokrasi, HAM dan sebagainya menjadi isu sentral. Kemudian orang-orang gereja setiap tahun bermusyawarah, melakukan kristenisasi, proyek jerico 2000, proyek untuk mengkristenkan Indonesia selama dua puluh lima tahun, dengan harapan pada tahun 2025 seluruh Indonesia menjadi orang-orang Kristen, itu proyek mereka. Kemudian orang Islam, hari ini mereka sedang menyerukan program jihad, bom banyak meledak di tanah air, gereja dibuat geger, darah bercucuran, perang salib kembali berkobar, ada apa sebetulnya ini? Apakah kondisi dunia saat ini hanya terjadi begitu saja? Dan ataukah ada skenario tertentu? Kemudian bagaimana dengan ramalan dari lima belas Negara tentang kondisi dunia lima belas tahun yang akan datang. Atau meeting the global future . Bagaimana ini, NIC beserta lima belas Agen Intelijen Negara lainnya meramalkan tentang sekenario kondisi politik dunia pada tahun 2020,  lagi-lagi ada apa ini?   Suatu pertanyaan yang wajar muncul kalau kita cermat dengan pemandangan dunia hari ini.

Saya ingin mengajak pada para sahabat agar cakrawala berfkirnya tidak seperti katak dalam tempurung, karena kalau demikian kita tidak akan pernah mengerti, tidak tahu kondisi dunia hari ini. Apa yang terjadi di masa depan kita tidak akan pernah mengerti. Tapi kalau kita mau membuka Al-Qur’an kita akan tahu apa yang sebenarnya terjadi, dan mau ke mana ini dunia. Kita harus bisa melihat lebih luas, melihat kondisi dunia hari ini. Kadang kita terlalu bodoh dengan merasa “yah sudahlah biarlah dunia berjalan seperti biasanya saja terserah dengan orang lain yang penting kita bisa hidup”, seperti kebiasaan kita kadang kita egois seperti itu, bahkan kita merasa bahwa dunia hari ini terjadi begitu saja bukan karena atau sebuah skenario yang sedang berjalan. Allah mengatakan innalloha ‘ala kulli syaiinqodir , Allah lah yang telah menetapkan segala sesuatu. Bahwa sebetulnya peristiwa-peristiwa yang hari ini terjadi ini hanyalah sebuah pelaksanaan dari apa-apa yang telah Allah buat skenarionya pada masa-masa yang dahulu.

Allah telah membuat skenario yang dia ceritakan di dalam Injil, yang dia ceritakan di dalam Al-Qur’an dan sekarang adalah proses penggenapannya.  Maka kenapa hari ini Yahudi ricuh, orang gereja membabi buta, orang Islam -pun juga demikian. Dan yang lain adalah orang-orang pihak ke empat yang dia tidak mengerti apa-apa yang dia menjadi korban, karena dia tidak mengerti kondisi yang sedang terjadi, dia hanya akan seperti air yang mengalir, ke mana itu arah aliran dia tidak mengerti, mau di bawa ke mana dia. Kalau kita ini masih menutup mata, tidak mau membuka diri, kondisinya tidak akan pernah berubah. Allah tidak akan pernah mengubah keadaan kita kalau kita sendiri tidak mau berubah, Qs. Ar Ra’d ayat 11 :
 
Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah[767]. Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan[768] yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.

Langkah awal yang harus dirubah adalah cara berpikirnya, cara berpikir kita harus benar-benar dirubah, jangan lagi kita ini mengikuti cara berpikir orang-orang agamis, orang-orang yang dia itu menerima sesuatu yang hanya dia dengar saja tetapi dia tidak pernah mengerti apa maksud pesan sebetulnya, tidak memahami Ayat-Ayat Alloh. Menyadari akan keberadaan diri kita hidup di dunia, bahwa sesungguhnya Alloh menciptakan ummat manusia bukan tanpa tujuan, Alloh tidak main-main, Alloh menciptakan jin dan manusia hanya untuk mengabdi kepada Nya (Qs. Az-Zariyat ayat 56). Kalau manusia mau mengabdi kepada Alloh dengan benar maka manusia harus mengenal Alloh, mengenal Alloh bukan mengenal secara fisik/wujud Nya, tetapi mengenal Alloh adalah mengenal peranan, sifat, perilaku serta kebiasaan Alloh dalam menciptakan dan menetapkan segala sesuatu baik di alam materi maupun alam kehidupan manusia (psychosocial-society). Sifat, perilaku dan kebiasaan Alloh dapat dimengerti lewat kitab-kitab -Nya dan dapat dilihat dalam kehidupan manusia melalui sejarah perjalanan ummat manusia dahulu dan sekarang. Sehingga kalau manusia mau mengenal Alloh, haruslah faham esensi daripada warta yang terdapat didalam Kitab-kitab Alloh. Inilah yang dikenal dengan Sunnatulloh.

PENGERTIAN SUNNATULLAH

 Sunnatulloh berasal dari dua kata yaitu “Sunnah dan Alloh.
Pemahaman sunnah bukan seperti sebagaimana dipahami orang agamis yang mengartikan sunnah adalah suatu perbuatan yang alternativ yang apabila dikerjakan akan mendapatkan pahala dan apabila tidak dikerjakan, tidak apa-apa/tidak berdosa, yang jadi pertanyaan apakah sifat Alloh seperti itu (Alternatif)?. Hari ini banyak orang yang menyamakan antara sunnah dengan hadits . Hal ini terjadi dikarenakan jarangnya usaha atau upaya untuk memahami masalah-masalah ini. Dari segi bahasa saja, kata sunnah dan hadits berbeda. Kata hadits berarti perkataan, sedangkan sunnah artinya adalah jalan, cara, methode (kebiasaan) . Kata atau lafadz sunnah ini tidak hanya bermakna jalan, cara, methode (kebiasaan), tetapi dia juga bisa berarti peri kehidupan (perilaku), tabiat (watak) dan lain-lain karena lafadz sunnah ini termasuk dalam kategori isim musytarok , yakni suatu kata yang memiliki banyak arti . Sunnah berasal dari kata sunanun (Qs. Al Imron ayat 137)
 
Sesungguhnya Telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah Allah; Karena itu berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).
 
Kata “Sunanun” d alam ayat ini artinya perjalanan. Jadi Sunnatulloh/Sunnah Alloh adalah suatu ketetapan atau kebiasaan Alloh yang ada di dalam alam materi maupun di alam kehidupan manusia (psychosocial-society) yang tidak pernah berubah.

Alloh SWT dalam mengajarkan ayat-ayat Nya kepada manusia itu banyak menggunakan bahasa perumpaman. Tentu saja ada maksud dan tujuannya. Menurut Qs. Al Imron ayat 7:
 
Dia-lah yang menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepada kamu. di antara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat, Itulah pokok-pokok isi Al qur'an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat. adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, Maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta'wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui ta'wilnya melainkan Allah. dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami." dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal.
 
Secara garis besar Al-Qur’an mengandung dua macam ayat, yaitu Ayat Muhkamat dan Ayat Mutasyabihat. Ayat-ayat Muhkamat adalah ayat-ayat yang maknanya kongkrit, bukan perumpamaan. Contoh ayat Muhkamat adalah ayat-ayat syariah atau ayat-ayat hukum, dan itulah Ummul kitab atau isi pokok Al-Qur’an, dan yang lainnya Mutasyabihat. Kata Mutasyabihat artinya menyerupai atau permisalan, suatu bentuk perumpamaan, jadi Mutasyabihat adalah suatu gaya bahasa Al-Qur’an di dalam menjelaskan sesuatu yang abstrak, dijelaskan dengan menggunakan benda-benda kongkrit sebagai alat bahasa. Diharapkan dengan bentuk-bentuk perumpamaan itu, orang dapat mengerti apa yang dimaksud oleh Alloh. Digunakannya fenomena alam sebagai perumpamaan, karena sesuatu yang abstrak itu memiliki beberapa persamaan dengan sifat-sifat benda konkrit yang dijadikan alat perumpaman itu.

Bahasa amsal sebenarnya berfungsi untuk mempermudah orang untuk memahami maksud dari apa yang diperumpamakan itu, tetapi orang yang tidak mau berpikir seringkali memahami ayat-ayat amsal itu secara leterlek mentah begitu saja, sehingga maknanya menjadi tidak punya nilai petunjuk (hudan) bagi kepentingan ibadah kepada Alloh. Tujuan Alloh menggunakan bahasa Mutasyabihat:

  1.  Untuk menjelaskan cerita yang panjang menjadi singkat dan gamblang, mudah dipahami 
  2. Al-Qur’an adalah buku strategi jihad yang tidak boleh diketahui oleh  musuh Alloh. 
  3. Yang mengerti hanyalah orang-orang yang ada hubungannya dengan kepentingan untuk menegakkan Dien Alloh.

Sebagaimana dalam sunnah Alloh, Alloh menciptakan segala sesuatu berpasang-pasangan, baik dalam alam materi maupun dalam alam kehidupan manusia. Dalam alam materi misalnya : silih bergantinya malam dan siang sesuai dengan ketetapan waktunya, ada mati dan ada hidup dan sebagainya. Dalam alam kehidupan manusia mengalami kejadian yang sama seperti alam semesta /materi. Dibalik kejadian di alam semesta ternyata terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang menggunakan akalnya. Inilah makna penting bahasa mutasyabihat. Perhatikan penjelasan di bawah ini.

Silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal. Apa yang dimaksud dengan malam dan apa yang dimaksud dengan siang? Kenapa ada malam dan kenapa ada siang? Malam dan siang selalu berganti yang masing-masing mempunyai batas waktu, malam 12 jam dan siang 12 jam serta tidak akan pernah berubah baik pada zaman dahulu, sekarang maupun yang akan datang. Itulah ketetapan atau kebiasaan Alloh yang disebut dengan Sunnatulloh dalam alam materi. Kemudian bagaimana dengan Sunnatulloh yang ada di alam kehidupan manusia (psychosocial-ociety)? Untuk dapat memahami Sunnatulloh yang ada di alam kehidupan manusia, maka manusia harus bisa memahami Sunnatulloh yang ada di alam materi seperti silih bergantinya malam dan siang adalah bacaan bagi manusia, karena alam merupakan kitab besar bagi umat manusia. Lebih jelasnya mari kita perhatikan Qs. Al Imron ayat 190-191
 
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, serta silih bergantinya malam dan siang ada tanda-tanda bagi kaum yang berakal.”
“Yaitu orang-orang yang mengingat Alloh baik dalam keadaan berdiri, duduk maupun berbaring.”

Sekarang kita fahami maksud dari Ayat tersebut, apa yang dimaksud dengan malam dan siang yang silih berganti dan mengingat Alloh dalam keadaan berdiri, duduk maupun berbaring.

Malam artinya suatu kondisi gelap dan tidak ada cahaya dimana manusia mudah tersesat karena tidak bisa melihat, sehingga tidak dapat membedakan dan tidak tahu apa-apa, yang ada hanyalah meraba-raba. Yang dapat berfungsi sebagai cahaya dalam kehidupan manusia adalah Al-Qur’an. Kalau manusia meninggalkan Al-Qur’an, tidak menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman dan petunjuk hidup, maka yang terjadi adalah kondisi kegelapan. Kondisi kegelapan dalam Al Quran disebut dzulumat . Kata “dzulumat” itu satu akar kata dengan kata “dzolim”. Seperti terdapat dalam Qs. Al Maidah ayat 45
 
Dan kami Telah tetapkan terhadap mereka di dalamnya (At Taurat) bahwasanya jiwa (dibalas) dengan jiwa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan gigi, dan luka luka (pun) ada kisasnya. barangsiapa yang melepaskan (hak kisas) nya, Maka melepaskan hak itu (menjadi) penebus dosa baginya. barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim.

Berarti kondisi malam adalah bahasa kias dari kondisi kedzoliman, sebab bukan hukum Alloh yang diberlakukan, akan tetapi hukum manusia yang diberlakukan. Jadi kondisi malam adalah kondisi tegaknya Dien Thogut dan runtuhnya Dien Islam, sehingga orang tidak dapat melihat kebenaran. Tidak dapat membedakan yang benar dan yang salah, karena fungsi Al-Quran sebagai cahaya kehidupan manusia tidak berlaku, sehingga manusia tersesat sejauh-jauhnya dan dalam keadaan musyrik.

Siang artinya suatu kondisi terang, terdapat sinar matahari yang menerangi seluruh muka bumi, sehingga manusia dapat melihat dan dapat membedakan sesuatu. Dalam kondisi siang hari, tidaklah mungkin manusia tersesat. Qs. An-Nisa ayat 174

Hai manusia, Sesungguhnya Telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu. (Muhammad dengan mukjizatnya) dan Telah kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang (Al Quran).

Dan yang dimaksud mengingat Alloh sambil berdiri atu duduk atau berbaring ialah orang-orang yang konsisten memurnikan ajaran Islam baik Islam dalam keaadan tegak, maupun mendekati keruntuhan bahkan saat kehancuran Islam sekalipun. Dan ada maksudnya dari proses pencipataan langit dan bumi. Orang-orang mukmin yang berakal tahu bahwa Al-Quran bukanlah dongengan belaka tapi ada pelajaran yang harus diambil dan dilaksanakan dalam pengabdian kepada Alloh seperti kutipan dalam Qs. Yusuf ayat 111.
 
Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.
 
Lebih dari tujuh puluh lima persen isi Al-Quran adalah sejarah para nabi dan rasul sebelum Muhammad yang dalam hal ini di dominasi oleh nabi dan rasul dari kalangan bani isroil. Suatu pemandangan yang ironi sekali kalau kita melihat orang-orang yang hari ini menyimpan Al-Quran di rumahnya hampir seluruh dari mereka membenci orang Israel. Padahal kalau mereka mau sedikit membuka mata akan timbul suatu pertanyaan ada sebenarnya ini?. Kembali pada ayat diatas qhosos atau sejara h para nabi dan rasul yang pernah Alloh utus ke muka bumi dengan misi menegakkan Dien Haq  sudah barang tentu terdapat pelajaran bagi gene rasi setelahnya tatkala generasi itu ditunjuk oleh Alloh untuk memikul tugas yang sama.

Dari informasi ayat ini menerangkan bahwa kondisi Terang karena adanya cahaya, karena Al-Qur’an sebagai cahaya, dijadikannya sebagai petunjuk dan pedoman hidup bagi manusia. Dalam kondisi ini manusia dapat membedakan antara yang haq dan yang bathil. Kondisi yang demikian karena hukum Alloh telah tegak di muka bumi. Jadi kondisi siang adalah kondisi di mana tegaknya Dien Islam dan runtuhnya Dien thoghut.
Perhatikan juga dalam Qs. Al-Lail Ayat 1-2 ,
“ Demi malam tatkala menutupi (Siang), Demi siang tatkala menerangi”.
 
Ayat 1, mengajak kita untuk memperhatikan perubahan alam dengan seluruh makhluk yang ada didalamnya tatkala bumi berubah dari siang kepada malam. Kata “ghoya” sama dengan “menutupi” atau “melingkupi”. Jika malam melingkupi siang, maka akan terjadi perubahan besar pada tingkah laku alam dan makhluk, diantaranya adalah sebagai berikut:
  • Semua yang tadinya nampak jelas kini menjadi buram dan akhirnya tidak kelihatan sama sekali. Dalam kondisi yang demikian, orang tidak dapat melihat apapun, sehingga aktifitas manusia terhenti sama sekali. 
  •  Dalam kondisi gelap, orang tidak dapat membedakan warna, besar kecilnya barang, jenis barang maupun keindahan suatu barang. Yang ada hanyalah meraba-raba atau menduga duga. 
  • Timbul rasa kantuk yang membuat orang tidur.
 
Kalau kita melihat dari dimensi bathinnya adalah : jika Islam sebagai suatu Dien ciptaan Alloh dikafiri oleh manusia, maka kehidupan yang semula terang benderang menjadi gelap gulita. Dalam kondisi jahiliyah, manusia tidak dapat membedakan mana yang haq mana yang bathil, yang ada hanyalah kebenaran spekulatif. Manusia akan berjalan seperti orang yang berjalan di malam gelap yang tak menentu arah dan tujuan serta selalu berakhir dengan kesesatan dan kerusakan. Sebagaimana tergambar dalam   Qs. Al Baqoroh ayat  257 .
 
Allah pelindung orang-orang yang beriman; dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran). mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.

Ayat 2, adalah penggambaran keadaan sebaliknya yaitu perubahan dari gelap kepada terang. Jika hari berubah dari malam kepada siang, seluruh makhluk di bumi menyambutnya dengan suka cita. Pohon yang semula tidur, tunduk merunduk kini segar kembali, semua makhluk seperti hewan yang mencari makan di siang hari bangun termasuk manusia didalamnya.

Demikian halnya dengan kehidupan bathin manusia, jika fajar Islam memancarkan sinarnya pertanda akan siang, maka makhluk Alloh dibumi akan menyambutnya dengan penuh semangat dan kegembiraaan.
Idzaa jaa a’nashrullohi wal fath, waroitannaasa yadkhuluna fii dinillahiafwaa jaa........
Suatu pemandangan yang benar-benar kontras tatkala malam melingkupi siang
  • Semua yang tadinya nampak buram bahkan tidak kelihatan sama sekali dimana orang tidak dapat melihat apapun, sehingga aktifitas manusia terhenti sama sekali. Sekarang mulai kelihatan dan manusia dapat melihat dengan jelas sehingga dia dapat beraktifitas kembali seperti sehari sebelumnya 
  • Tadinya dalam kondisi gelap, orang tidak dapat membedakan warna, besar kecilnya barang, jenis barang maupun keindahan suatu barang. Yang ada hanyalah meraba-raba atau menduga duga. Sekarang manusia bisa membedakan antara hitam dan putih, baik-buruknya sesuatu. semua diukur berdasarkan prinsip kebenaran yang pasti. 
  • Yang tadinya manusia larut dalam rasa kantuk yang membuat orang tidur. Sekarang manusia bangun dari tidur dengan semangat segar-bugar untuk berakatifitas

Perubahan alam ( akhwan) adalah Sunnatulloh yang tidak pernah berubah, demikian halnya pergantian atau pergiliran antara kekuasaan Islam dan Ghair u l Islam (Thoghut) adalah Sunnatulloh yang akan selalu terjadi.


Keterangan:
1 Garis hitam terbelah dua adalah garis proyeksi perjalanan waktu
2.Garis merah terputus-putus bergelombang adalah proyeksi perjalanan Dien Thogut
3.Garis hijau bergelombang adalah proyeksi perjalanan Dien Islam
4.Lingkaran kecil berwarna hitam pekat adalah proyeksi terjadinya pergantian kondisi

PERJALANAN SUNNATULLOH
Sama halnya dengan malam dan siang yang silih berganti serta masing-masing mempunyai batas waktunya, dalam kehidupan manusia pun juga ada siklus pergantian kondisi yaitu saat Dien Islam tegak dan saat Dien Thogut tegak, masing-masing dari keduanya mempunyai kekuasaan sesuai dengan batas waktunya.
Perhatikan Qs. Al A’rof ayat 34
Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; Maka apabila Telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya.
Perlu diketahui bahwa kata “ummat” yang tardapat dalam ayat diatas termasuk dalam katagori Isim Nak hiroh . Isim nakhiroh adalah kata benda yang bermakna umum –tak tertentu (indifinite)- (disebut kata umum dalam konteks tata bahasa Indonesia). Yang berbeda dari isim nakiroh adalah isim ma’rifat yakni kata benda yang bermakna khusus –tertentu (definite)-, dengan tandanya selalu disisipi atau didahului alif-lam. Tanda atau ciri dari isim nakiroh ini adalah tidak disisipinya atau tidak didahuluinya kata itu dengan alif-lam dan harokat pada huruf terakhirnya adalah tanwin (dhomatain, fathatain, atau kasrohtain). Dalam bahasa Inggris (dari segi maknanya), isim nakiroh ini sama dengan article a atau an. Sebagai contoh; a book, an article (sebuah buku, sebuah artikel) . Ketika seseorang mengatakan a book, maka yang dimaksud bisa buku mana saja. Sedangkan isim ma’rifat sama dengan article the (definite). Sebagai contoh; the book, the article (buku itu, artikel itu) . Ketika seseorang mengatakan the book, maka buku yang dimaksud hanya buku yang dimaksud oleh si pembicara (misalnya dengan menyebutkan nama buku atau pengarang buku atau bisa juga dengan menunjuk buku yang dimaksud), dan bukan buku yang lain. Maka dengan demikian kata “ummat” dalam ayat ini masih bermakna umum tidak terkhusus kepada ummat tertentu saja tetapi seluruh ummat.
Jadi dapat dipahami bahwa “Tiap-tiap ummat punya batas waktu ” m aksudnya tiap-tiap ummat baik ummat thogut maupun ummat Islam punya batas waktu yang sesuai dengan ketetapan Alloh karena itulah yang namanya Sunnatulloh (kebiasaan, tradisi Alloh).
Berkenaan dengan batas waktu atau “ajal ummat” Ada satu hal menarik dari pernyataan Qs. Al Haqqoh Ayat 32 , yang “barangkali” tidak bisa diterima oleh orang yang berpolapikir agamis
Kemudian belitlah dia dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta.
Yang di maksud dengan Rantai 70 hasta artinya 700 tahun karena 1 hasta = 10 dasawarsa , 1 dasawrsa = 10 tahun berarti 70 X 10 = 700 tahun . Dalam Qs. Al Baqoroh Ayat 261 dijelaskan Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui”.
7 bulir ada 100 biji, berarti 7 x 100 = 700
Inilah hukum baja sejarah yang berlaku dalam kehidupan ini baik kehidupan materi maupun kehidupan alam phsiko manusia yang tak pernah berubah sepanjang perjalanan waktu gerak kehidupan alamin. Dalam perjalanan waktu kehidupan anak manusia yang kalau kita lihat dari informasi dalam Kitab-kitab Alloh dapat kita mulai dari sejarah Adam, sebagaimana telah kita pahami bahwa berbicara Adam bukanlah berbicara manusia pertama. Tetapi sejarah Adam adalah prihal tentang kebangkitan Dien Islam dibawah kepemimpinan Adam, yang merupakan kebangkitan pertama yang Alloh muat dalam penuturan Al-Quran.


1.      KEBANGKITAN ADAM

Dalam penuturan Al-Quran dikisahkan bahwa Adam adalah manusia yang hidup pada suatu generasi yang kacau-balau seluruh tatanan phsiko manusia jungkir balik yang berdampak kepada rusaknya seluruh muka bumi . Dalam kondisi demikianlah Alloh membuat suatu rencana –reboisasi- Penghijauan besar-besaran. Bermula dari kisah dalam Qs. Al Baqoroh ayat 30 :
 
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
Dan dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, Kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!"

Maka demikianlah Adam dipilih untuk memimpin manusia-manusia pilihan untuk melakukan suatu pergerakan –penghijauan- kembali bumi Alloh. Singkat cerita berhasil-lah Adam beserta pengikutnya menunaikan tugas suci yang ia emban. Maka hijaulah kembali bumi Alloh yang tadinya layu dan mati( silahkan baca Qs.Al Baqoroh ayat 30-39 ) .

Namun sesuai dengan ketetapan Alloh bahwa tidak selamanya yang hijau itu akan hijau selamanya, siang pasti akan ditutupi oleh pekatnya malam. Dengan kata lain bani adam telah menemui ajalnya, maka sekarang adalah giliran pihak oposisi yang berkuasa dialah Iblis. Selama pihak oposisi ini berkuasa maka wajah alam semesta   kembali rusak seperti ketika Adam memulai tugasnya dahulu, Alloh selaku robbul alamin tentu tidak akan membiarkan hal ini jerjadi terus menerus sesuai dengan rumusan bahwa segala sesuatu ada ajalnya.
 
 
2.      KEBANGKITAN NUH

Tatkala Dien Ghairulloh menjemput ajalnya tibalah giliran Dien Islam untuk eksis kembali menata dan mengembalikan bumi Alloh pada titik mizannya. Menjadi suatu keharusan bahwa Alloh akan kembali mengutus seorang Utusan.
 
Sesungguhnya kami Telah mengutus Nuh kepada kaumnya (dengan memerintahkan): "Berilah kaummu peringatan sebelum datang kepadanya azab yang pedih",
Nuh berkata: "Hai kaumku, Sesungguhnya Aku adalah pemberi peringatan yang menjelaskan kepada kamu,
(yaitu) abdilah olehmu Allah, bertakwalah kepada-Nya dan taatlah kepadaku,

Adapun tugas suci ini dipikul kembali oleh anak cucu Adam dibawah komando Nuh sebagai penebus dosa atas kesalahan bapak leluhurnya Adam. Demikian Nuh membangun suatu kapal besar untuk mengangkut manusia dari “Tsunami akbar” yang Alloh janjikan ketika itu.   Sebagai akhir dari pelayaran panjang yang ditempuh Nuh bersama seluruh awak ”Kapalnya” berlabuhlah mereka di Bukit Judi. Tegaklah kembali Dien Islam dimuka bumi Alloh hingga akhirnya kembali harus menemui ajalnya dan tegaklah kembali apa yang tadinya terendam oleh air bah. (silahkan baca Qs. Nuh ayat 1-28)

Berkuasalah di bumi seorang raja yang berkuasa secara absolut. Dia bermaksud menghilangkan batas Negara seluruh gerak kehidupan manusia berada dibawah satu komando yaitu ditangannya. Bahwa dimuka bumi ini hanya idieologinya saja yang berlaku. Dialah Namrud/Nimrok yang sebenarnya kalau kita mau sedikit membuka mata dialah orang pertama dalam sejarah tertulis yang mencetuskan suatu ajaran yang dikenal pada hari ini dengan ajaran Komunis-sosialis. Imperium Namrud dibangun di dataran Mesopotamia yang kemudian lebih dikenal dengan nama Babilonia lama.


3.      KEBANGKITAN YERUSSALEM I

Pada masa berkuasanya Namrud inilah hidup seorang yang  hanief/lurus, yang kepadanya Alloh berkenan untuk mengadakan perjanjian. Suatu perjanjian berkenaan dengan suatu rencana masa depan dunia yang akan Alloh laksanakan dalam waktu dekat. Sebagaimana tertera dalam pernyataan Qs. Al Baqoroh ayat 124-125:
 
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia". Ibrahim berkata: "(Dan saya mohon juga) dari keturunanku. Allah berfirman: "Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang yang zalim".
Dan (ingatlah), ketika kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat. dan Telah kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: "Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang i'tikaf, yang ruku' dan yang sujud".
 
Dialah Ibrahim anak seorang pembesar Namrud sendiri, meskipun demikian Ibrahim berseberangan Aqidah/pandangan dengan bapaknya sendiri. Apa yang dipandang benar oleh Namrud beserta bapaknya adalah suatu –paradok- bagi Ibrahim tidak hak manusia mengatur manusia lainnya. Suatu pemandangan yang terbalik dalam kesadaran Ibrahim.       

Demikianlah Ibrahim beserta keturunannya selama rezim Namrud sampai Firaun di Mesir mereka hidup dalam ”dunia paradok” yang terus mereka perjuangkan sampai tibalah saat dimana paradoksi tadi menjadi suatu Fakta. Dialah Musa yang membalik pemandangan dunia ketika itu. Sebagai orang yang Alloh utus untuk mengangkat bangsa Israel sebagai bangsa terhormat pemimpin dunia yang tadinya adalah budak Fir’aun. Tegaknya Yerussalem sebagai kota Keadilan Alloh suatu negeri yang dulu Alloh janjikan kepada kakek buyut mereka Ibrohim. Dunia kembali siang manusia kembali kepada fitrah penciptaan dirinya sebagai seorang hamba yang menghambakan dirinya kepada sang Tuannya yaitu Alloh Robbul Alamin. Sampai tibalah saat dimana manusia lelah dengan –siang- mereka mendamba datang-nya malam.

Maka tatkala ajal itu datang menjemput maka datanglah makhluk malam menghuni Yerussalem yang ketika itu sudah diselimuati oleh pekatnya malam, dunia kembali menjadi gelap berkuasalah seorang manusia dengan -rupa binatang- dialah Nebukadnezar raja dari Babilonia baru yang merupakan reingkarnasi dari Babilonia lama.

Masa kegelapan yang berlangsung selama tujuh ratus tahun ini berkuasa empat imperium besar yang silih berganti menjajah bumi Alloh. Babilonia baru dipenghujung riwayatnya diserang oleh dua sekutu yang membangun imperium Medio-Persia dengan rajanya Darius Agung. Imperium Medio-Persia ini dengan segala kebesarannya menguasai dunia tapi tatkala masa senjanya tiba tidak berdaya menghadapi gempuran ekspansi Alexander The Great dengan bendera Imperium Macedonia, suatu bangsa yang menganut paham Helenisme. Inilah awal pemandangan baru yang menghiasi bumi Alloh. Helenisme sang dewi matahari yang menyesatkan manusia dengan kecantikannya yang semu, yang pada hari ini familiar dengan sebutan Liberal-Kapitalis. Namun sayang sang Raja mati muda meninggalkan sang dewi yang merana. Imperiumnya terpecah sesuai dengan empat arah mata angin. Salah satu pecahannya tumbuh menjadi Imperium besar dialah Romawi. Sang anak yang kemudian mengawini janda ayahnya karena tidak ingin sang dewi mati merana.

4.       KEBANGKITAN YERUSSALEM II

Dipenghujung kekuasaan Imperium Romawi inilah Fajar Islam datang, matahari itu terbit diatas kepala seorang “Anak Tuhan” dialah Isa Al-Masih atau Jesus Kristus. Kehadiran Jesus Kristus sebagai juru selamat adalah dalam artian “Bahwa dia adalah manusia yang Alloh pilih untuk menyelamatkan atau mengeluarkan manusia dari kedzoliman yang dilakukan oleh empat Imperium tadi yang menjajah bumi Alloh khususnya Yerussalem yang dibangun oleh Musa sebagai pusat peradaban Islam ketika itu. Sementara makna Jesus sebagai penebus dosa ummat manusia adalah dalam pengertian bahwa Jesus diutus untuk memimpin manusia pada generasi ketika itu untuk sama-sama berjuang mengembalikan Yerussalem sebagai Pusat peradaban dunia yang telah hancur sebagai akibat dari dosa leluhur mereka tujuh ratus tahun sebelumnya. Jadi makna Jesus sebagai penebus dosa bukan dosa manusia dari Adam sampai manusia akhir zaman yang tak kunjung berakhir ini, tetapi secara terkhusus adalah dosa Bani Israel pada ketika itu yang tidak konsis lagi dengan hukum taurat dan manusia pada umumnya yang hidup dalam kedzoliman sebelum kedatangan Jesus Kristus.

Jesus Kristus atau Isa Al-Masih sebagaimana termaktub dalam Qs. Ash Shoff ayat 6 :
 
Dan (Ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israil, Sesungguhnya Aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan Kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)." Maka tatkala Rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang nyata."
 
Jelas bahwa Jesus atau Isa Al-Masih adalah seorang Rasul Alloh selain itu disatu sisi Jesus Kristus juga memberikan sinyal akan kedatangan seorang Rasul setelahnya. Isa sebagai Rasul Alloh sesuai dengan rumusan yang terdapat dalam Qs. Ash Shoff ayat 9:
 
Dialah Alloh yang Telah mengutus RasulNya (dengan membawa) petunjuk (Al-Quran) dan Dien yang benar untuk dimenangkanNya atas segala Dien, walaupun orang-orang musyrikin tidak menyukai

Maka Isa sebagai seorang Rasul Alloh adalah suatu kepastian bahwa dia berhasil menjalankan tugasnya mengembalikan Yerussalem sebagai Kerajaan Alloh di muka bumi dan mengusir Imperium Romawi dari tanah Yerussalem. Sebagaimana yang tergambar dalam pernyataan Qs. Ash Shoff ayat 14 bahwa Isa Al Masih/Jesus Kristus beserta pengikut setianya adalah orang-orang yang menang.
 
Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong (agama) Allah sebagaimana Isa ibnu Maryam Telah Berkata kepada pengikut-pengikutnya yang setia: "Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku (untuk menegakkan agama) Allah?" pengikut-pengikut yang setia itu berkata: "Kamilah penolong-penolong agama Allah", lalu segolongan dari Bani Israil beriman dan segolongan lain kafir; Maka kami berikan kekuatan kepada orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka, lalu mereka menjadi orang-orang yang menang.


Adapun makna dari pernyataan yang ada dalam Injil bahwa Isa atau Jesus Kristus di salib kemudian pada hari ketiga dia bangkit lalu naik ke langit duduk disamping kanan Alloh yang kemudian akan turun lagi ke muka bumi pada akhir zaman membangun Kerajaan-Nya, yang dalam mitologi Islam agamis familiar dengan sebutan Imam Mahdi yang pada hari sedang dinanti tapi tak kunjung datang. Pernyataan ini tidak bisa kita telan secara harfiah begitu saja, untuk lebih jelasnya pernyataan ini akan kita bahas dalam materi Konsep Marrotain.

Berdasarkan informasi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa Isa Al-Masih atau Jesus Kristus berhasil menegakkan Dien Islam, namun sesuai dengan rumusan tidak selamanya siang itu ada akan tiba saatnya malam menjemput. Maka tatkala genap usianya tujuh ratus tahun runtuhlah kembali Dien Islam, dunia kembali menjadi gelap. Yerussalem kembali dikuasai oleh Romawi yang merupakan reingkarnasi dari Imperium Romawi yang diusir oleh Jesus Kristus tujuh ratus tahun sebelumnya. Romawi yang datang dalam rangka menuntut balas tidak ingin dalam sejarah kelak di kumudian hari dikenal sebagai pecundang yang lari dari medan perang. Maka disinilah konspirasi sejarah itu dimulai, Isa Al-Masih atau Jesus Kristus sebagai pejuang dan pemegang tampuk kepemimpinan Yerussalem, -Dinastinya- dilenyapkan dari Sejarah Kontemporer. Jesus difigurkan sebagai seorang guru moral yang mengajar dari kampung ke kampung diikuti oleh banyak muridnya, dalam perjalanannya dia sekaligus sebagai seorang dukun yang bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit serta bisa menghidupkan orang mati. Ajaran Isa Al-Masih atau Jesus Kristus yang sesungguhnya dikubur dalam perut bumi sementara raganya dibungkus dalam –Jubah Tuhan-. Inilah kejahatan terbesar yang sampai hari berhasil menyesatkan lebih dari separuh manusia di muka bumi ini.

5.       KEBANGKITAN DARUSSALAM I

Masa kegelapan yang berlangsung hampir tujuh ratus tahun ini, dunia dikendalikan oleh dua kekuatan yang saling berseberangan secara idiologi. Yaitu Romawi yang berfaham Liberal-kapitalis dan rival abadinya Persia yang berfaham komunis-sosialis. Dua faham inilah yang mewarnai sejarah peradaban manusia menjelang terbitnya kembali sang –Fajar-
          
Setelah hampir tujuh ratus tahun dunia dalam kegelapan, maka tibalah saat penggenapan daripada nubuatan Isa Al-Masih atau Jesus Kristus yang tertera dalam Qs. Ash Shoff ayat 6:
 
Dan (Ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israil, Sesungguhnya Aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan Kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)." Maka tatkala Rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang nyata."
 
Sebagaimana kita bahas sebelumnya, bahwa salah satu isi dari ayat ini adalah berkenaan   akan datangnya seorang Rasul pasca keruntuhan Islam yang dibangun oleh Isa Al-Masih. A khirnya pada tahun 571 Masehi lahirlah seorang anak manusia yang bernama Muhammad kemudian pada tahun 6 09/610 M, Muhammad diangkat menjadi Rosululloh untuk mengemban tugas suci menegakkan Dien Islam di muka bumi, 1 3 tahun kemudian setelah melalui periode da’wah yang panjang yaitu tahun 62 2 M, Muhammad dan para pengikutnya hijrah, artinya ini adalah awal kelahiran / kebangkitan ummat / Dien Islam di muka bumi , delapan tahun kemudian terjadilah peristiwa monumental dalam sejarah Ummat Islam dan tragedi memiluka bagi masyarakat “pagan arab” ketika itu yaitu peristiwa Futuh Mekkah dan dua tahun kemudian tepatnya 632 M tegaklah  kekhalifahan Islam atau berdirinya Madinah Al Munawwaroh (Darussalam 1) sampai pada puncak kejayaan pada masa Kholifah Harun Ar-Rosyid kurang lebih tahun 989 M, ibarat matahari tepat di ubun-ubun kepala atau jam 12 siang. Setelah puncak kejayaan Islam, banyak ummat Islam yang lupa diri dan melanggar perjajian abadi dengan Alloh, mereka lupa akan hukum-hukum Alloh, akhirnya pada tahun kurang lebih 1000 M, pada saat itulah Alloh mulai mencabut wahyu sedikit demi sedikit (Qs. Al Isro ayat 85-86):
 
Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit".
Dan Sesungguhnya jika kami menghendaki, niscaya kami lenyapkan apa yang Telah kami wahyukan kepadamu, dan dengan pelenyapan itu, kamu tidak akan mendapatkan seorang pembelapun terhadap kami,
 
Saat itu Ummat Islam mulai tidak faham kitab / Al-Quran kecuali mereka hanya berprasangka saja (Qs. Al Baqoroh ayat 78):
 
Dan diantara mereka ada yang buta huruf, tidak mengetahui Al Kitab (Taurat), kecuali dongengan bohong belaka dan mereka Hanya menduga-duga

Ajaran Islam mulai terkontaminasi dengan faham helenisme ditandai dengan menjamurnya buku-buku dari filsuf yunani semacam Plato, Socrates, Aristoteles yang diterjemahkan ke dalam bahasa arab ketika itu.   Pada ujung masa degradasi Islam pada tahun 1258 M terjadilah Ekspansi tentara Mongol ke Baghdad dan negeri-negeri Islam lainnya, itu adalah tanda atau sinyal bahwa Islam tidak lama lagi akan runtuh dan sekitar tahun 1324 M kekholifahan Islam di Baghdad dihancurkan oleh Kubilai Khan / Hulagu Khan dari Bangsa Mongol. Pada waktu itu Islam dibantai habis-habisan bahkan perpustakaan terbesar di dunia dibakar sehabis-habisnya tanpa sisa dan tegaklah thogut di muka bumi. Tetapi Alloh mengatakan bahwa setiap 1000 tahun sekali wahyu akan diturunkan lagi sebagaimana tertulis dalam pernyataan Qs. As Sajdah ayat 5.
 

Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, Kemudian (urusan) itu naik kepadanya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu
 
Satu pertanyaan yang wajar muncul dalam benak kita “ Ya Alloh kalaulah benar engkau telah mencabut apa yang pernah engkau turunkan kepada hamba-Mu Muhammad, akankah Engkau menurunkannya kembali kepada generasi kami hari ini ?”