KONSEP SUNNATULLOH
Hukum Baja Sejarah Sebagai Suatu Ketetapan Alloh
dalam Hidup dan Kehidupan Yang Tidak Pernah Berubah
Segala puji hanya milik Alloh
Robbul’Alamin Allohnya Adam, Allohnya Nuh, Allohnya Ibrahim, Allohnya ishaq,
Allohnya Ismail, Allohnya Yusuf, Allohnya Musa, Allohnya Isa, Allohnya
Muhammad, beserta Allohnya Rosul-rosul
Allah yang tidak diceritakan, Allohnya nabi-nabi Bani Israel maupun
Allohnya nabi-nabi bani Ismail, dan Allohnya segenap umat manusia yang
mengimaninya. Rasa syukur hanya diperuntukkan pada Alloh yang
mengutus Rosul-rosul-Nya sebagai suri tauladan yang hasanah bagi manusia
dalam melaksanakan perannya sebagai hamba Allah. Allah mengutus rosul-Nya
untuk dijadikan panutan sebagai contoh ideal bagi manusia dalam beribadah
kepada allah.
Sejak bergulirnya titik waktu
yang diluar kapasitas kita sebagai makhluk untuk mengetahui semua itu sampai
dengan suatu masa dimana semua akan terjadi sesuai dengan kehendak-Nya.
Demikianlah gerak kehidupan alam semesta beserta segala isinya berjalan dalam
koridor waktu dimana terjadi didalamnya
segala sesuatu sesuai dengan rencana Alloh, demikianlah alloh maha kuasa
menetapkan segala sesuatu. Maka pemahaman tentang sejarah kehidupan adalah
sesuatu yang sifatnya mutlak untuk dipahami, apabila seseorang tidak menguasai
dan mamahmi peredaran sejarah maka dia tidak akan bisa menempatkan sesuatu pada
tempatnya, dan dia adalah orang-orang yang tersesat oleh perjalanan waktu.
Kita selaku orang yang beriman
yang hari ini sedang Allah proyeksikan untuk dijadikan penguasa dunia, maka
kita dituntut untuk bisa berfikir secara makro, berfikir secara mendunia,
jangan hanya berfikir tentang kehidupan sehari-hari, rumah tempat kerja, tempat
hiburan, kemudian istirahat. Sebab kita sudah harus berfikir yang jauh lebih
dari pada itu, berfikir tentang kondisi dunia hari ini, apa yang sedang
terjadi? Pemandanagan dunia hari ini jauh dari kata damai, Hari ini Israel
sedang ricuh. Israel menjajah palestina, menyerang yordania, merebut jalur
Gaza, kemudian membuat tembok perbatasan, ada apa sebetulnya yang terjadi? Apa
yang sedang terjadi dengan dunia hari ini? Amerika demi kepentingan politiknya
atas nama menumpas terorisme , Afghanistan, Irak jadi
ladang peluru. Atas nama
demokrasi, HAM dan sebagainya menjadi isu sentral. Kemudian orang-orang gereja setiap
tahun bermusyawarah, melakukan kristenisasi, proyek jerico 2000, proyek untuk
mengkristenkan Indonesia selama dua puluh lima tahun, dengan harapan pada tahun
2025 seluruh Indonesia menjadi orang-orang Kristen, itu proyek mereka. Kemudian
orang Islam, hari ini mereka sedang menyerukan program jihad, bom banyak
meledak di tanah air, gereja dibuat geger, darah bercucuran, perang salib
kembali berkobar, ada apa sebetulnya ini? Apakah kondisi dunia saat ini hanya
terjadi begitu saja? Dan ataukah ada skenario tertentu? Kemudian bagaimana
dengan ramalan dari lima belas Negara tentang kondisi dunia lima belas tahun
yang akan datang. Atau meeting the global future . Bagaimana ini, NIC
beserta lima belas Agen Intelijen Negara lainnya meramalkan tentang sekenario
kondisi politik dunia pada tahun 2020, lagi-lagi ada apa ini?
Suatu pertanyaan yang wajar muncul kalau kita cermat dengan pemandangan dunia
hari ini.
Saya ingin mengajak pada para
sahabat agar cakrawala berfkirnya tidak seperti katak dalam tempurung, karena
kalau demikian kita tidak akan pernah mengerti, tidak tahu kondisi dunia hari
ini. Apa yang terjadi di masa depan kita tidak akan pernah mengerti. Tapi kalau
kita mau membuka Al-Qur’an kita akan tahu apa yang sebenarnya terjadi, dan mau
ke mana ini dunia. Kita harus bisa melihat lebih luas, melihat kondisi dunia
hari ini. Kadang kita terlalu bodoh dengan merasa “yah sudahlah biarlah dunia
berjalan seperti biasanya saja terserah dengan orang lain yang penting kita
bisa hidup”, seperti kebiasaan kita kadang kita egois seperti itu, bahkan kita
merasa bahwa dunia hari ini terjadi begitu saja bukan karena atau sebuah
skenario yang sedang berjalan. Allah mengatakan innalloha ‘ala kulli syaiinqodir
, Allah lah yang telah menetapkan segala sesuatu. Bahwa
sebetulnya peristiwa-peristiwa yang hari ini terjadi ini hanyalah sebuah
pelaksanaan dari apa-apa yang telah Allah buat skenarionya pada masa-masa yang
dahulu.
Allah telah membuat skenario yang
dia ceritakan di dalam Injil, yang dia ceritakan di dalam Al-Qur’an dan
sekarang adalah proses penggenapannya. Maka kenapa hari ini Yahudi ricuh,
orang gereja membabi buta, orang Islam -pun
juga demikian. Dan yang lain adalah orang-orang pihak ke empat yang dia tidak
mengerti apa-apa yang dia menjadi korban, karena dia tidak mengerti kondisi
yang sedang terjadi, dia hanya akan seperti air yang mengalir, ke mana itu arah
aliran dia tidak mengerti, mau di bawa ke mana dia. Kalau kita ini masih menutup
mata, tidak mau membuka diri, kondisinya tidak akan pernah berubah. Allah tidak
akan pernah mengubah keadaan kita kalau kita sendiri tidak mau berubah, Qs.
Ar Ra’d ayat 11 :
Bagi manusia ada
malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di
belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah[767]. Sesungguhnya Allah
tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan[768] yang
ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap
sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada
pelindung bagi mereka selain Dia.
Langkah awal yang harus dirubah
adalah cara berpikirnya, cara berpikir kita harus benar-benar dirubah, jangan
lagi kita ini mengikuti cara berpikir orang-orang agamis, orang-orang yang dia
itu menerima sesuatu yang hanya dia dengar saja tetapi dia tidak pernah
mengerti apa maksud pesan sebetulnya, tidak memahami Ayat-Ayat Alloh. Menyadari
akan keberadaan diri kita hidup di dunia, bahwa sesungguhnya Alloh menciptakan
ummat manusia bukan tanpa tujuan, Alloh tidak main-main, Alloh menciptakan jin
dan manusia hanya untuk mengabdi kepada Nya (Qs. Az-Zariyat ayat 56).
Kalau manusia mau mengabdi kepada Alloh dengan benar maka manusia harus mengenal
Alloh, mengenal Alloh bukan mengenal secara fisik/wujud Nya, tetapi mengenal
Alloh adalah mengenal peranan, sifat, perilaku serta kebiasaan Alloh dalam
menciptakan dan menetapkan segala sesuatu baik di alam materi maupun alam
kehidupan manusia (psychosocial-society). Sifat, perilaku dan kebiasaan Alloh
dapat dimengerti lewat kitab-kitab -Nya dan dapat dilihat dalam kehidupan manusia melalui sejarah
perjalanan ummat manusia dahulu dan sekarang. Sehingga kalau manusia mau
mengenal Alloh, haruslah faham esensi daripada warta yang terdapat didalam
Kitab-kitab Alloh. Inilah yang dikenal dengan Sunnatulloh.
PENGERTIAN SUNNATULLAH
Sunnatulloh berasal dari dua kata yaitu “Sunnah ” dan “Alloh ”.
Pemahaman sunnah bukan seperti sebagaimana
dipahami orang agamis yang mengartikan sunnah adalah suatu perbuatan yang
alternativ yang apabila dikerjakan akan mendapatkan pahala dan apabila tidak
dikerjakan, tidak apa-apa/tidak berdosa, yang jadi pertanyaan apakah sifat
Alloh seperti itu (Alternatif)?. Hari ini banyak orang yang menyamakan antara sunnah
dengan hadits . Hal ini terjadi dikarenakan jarangnya usaha atau upaya
untuk memahami masalah-masalah ini. Dari segi bahasa saja, kata sunnah dan
hadits berbeda. Kata hadits berarti perkataan, sedangkan sunnah artinya adalah
jalan, cara, methode (kebiasaan) . Kata atau lafadz sunnah ini tidak
hanya bermakna jalan, cara, methode (kebiasaan), tetapi dia juga bisa berarti
peri kehidupan (perilaku), tabiat (watak) dan lain-lain karena lafadz sunnah
ini termasuk dalam kategori isim musytarok , yakni suatu kata yang
memiliki banyak arti . Sunnah berasal
dari kata sunanun (Qs. Al Imron ayat 137)
Sesungguhnya Telah berlalu
sebelum kamu sunnah-sunnah Allah; Karena itu berjalanlah kamu di muka bumi dan
perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).
Kata “Sunanun” d alam ayat ini artinya perjalanan. Jadi
Sunnatulloh/Sunnah Alloh adalah suatu ketetapan atau kebiasaan Alloh yang ada
di dalam alam materi maupun di alam kehidupan manusia (psychosocial-society)
yang tidak pernah berubah.
Alloh SWT dalam mengajarkan
ayat-ayat Nya kepada manusia itu banyak menggunakan bahasa perumpaman. Tentu
saja ada maksud dan tujuannya. Menurut Qs. Al Imron ayat 7:
Dia-lah yang menurunkan Al Kitab
(Al Quran) kepada kamu. di antara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat,
Itulah pokok-pokok isi Al qur'an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat.
adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, Maka mereka
mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan
fitnah untuk mencari-cari ta'wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui
ta'wilnya melainkan Allah. dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata:
"Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi
Tuhan kami." dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan
orang-orang yang berakal.
Secara garis besar Al-Qur’an
mengandung dua macam ayat, yaitu Ayat Muhkamat dan Ayat Mutasyabihat. Ayat-ayat
Muhkamat adalah ayat-ayat yang maknanya kongkrit, bukan perumpamaan. Contoh
ayat Muhkamat adalah ayat-ayat syariah atau ayat-ayat hukum, dan itulah Ummul
kitab atau isi pokok Al-Qur’an, dan yang lainnya Mutasyabihat. Kata
Mutasyabihat artinya menyerupai atau permisalan, suatu bentuk perumpamaan, jadi Mutasyabihat adalah suatu gaya bahasa
Al-Qur’an di dalam menjelaskan sesuatu yang abstrak, dijelaskan dengan
menggunakan benda-benda kongkrit sebagai alat bahasa. Diharapkan dengan
bentuk-bentuk perumpamaan itu, orang dapat mengerti apa yang dimaksud oleh
Alloh. Digunakannya fenomena alam sebagai perumpamaan, karena sesuatu yang
abstrak itu memiliki beberapa persamaan dengan sifat-sifat benda konkrit yang
dijadikan alat perumpaman itu.
Bahasa amsal sebenarnya berfungsi
untuk mempermudah orang untuk memahami maksud dari apa yang diperumpamakan itu,
tetapi orang yang tidak mau berpikir seringkali memahami ayat-ayat amsal itu
secara leterlek mentah begitu
saja,
sehingga maknanya menjadi tidak punya nilai petunjuk (hudan) bagi kepentingan
ibadah kepada Alloh. Tujuan Alloh menggunakan bahasa Mutasyabihat:
- Untuk
menjelaskan cerita yang panjang menjadi singkat dan gamblang, mudah dipahami
- Al-Qur’an
adalah buku strategi jihad yang tidak boleh diketahui oleh musuh Alloh.
- Yang
mengerti hanyalah orang-orang yang ada hubungannya dengan kepentingan untuk
menegakkan Dien Alloh.
Sebagaimana dalam sunnah Alloh,
Alloh menciptakan segala sesuatu berpasang-pasangan, baik dalam alam materi
maupun dalam alam kehidupan manusia. Dalam alam materi misalnya : silih
bergantinya malam dan siang sesuai dengan ketetapan waktunya, ada mati dan ada hidup dan sebagainya. Dalam
alam kehidupan manusia mengalami kejadian yang sama seperti alam semesta
/materi. Dibalik kejadian di alam semesta ternyata terdapat tanda-tanda bagi
orang-orang yang menggunakan akalnya.
Inilah makna penting bahasa mutasyabihat. Perhatikan penjelasan di bawah ini.
“Silih bergantinya malam dan siang terdapat
tanda-tanda bagi orang yang berakal ”.
Apa yang dimaksud dengan malam dan apa yang dimaksud dengan siang? Kenapa ada
malam dan kenapa ada siang? Malam dan siang selalu berganti yang masing-masing
mempunyai batas waktu, malam 12 jam dan siang 12 jam serta tidak akan pernah
berubah baik pada zaman dahulu, sekarang maupun yang akan datang. Itulah
ketetapan atau kebiasaan Alloh yang disebut dengan Sunnatulloh dalam alam
materi. Kemudian bagaimana dengan Sunnatulloh yang ada di alam kehidupan
manusia (psychosocial-ociety)? Untuk dapat memahami Sunnatulloh yang ada di
alam kehidupan manusia, maka manusia harus bisa memahami Sunnatulloh yang ada
di alam materi seperti silih bergantinya malam dan siang adalah bacaan bagi
manusia, karena alam merupakan kitab besar bagi umat manusia. Lebih jelasnya
mari kita perhatikan Qs. Al Imron ayat 190-191
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit
dan bumi, serta silih bergantinya malam dan siang ada tanda-tanda bagi kaum
yang berakal.”
“Yaitu orang-orang yang mengingat
Alloh baik dalam keadaan berdiri, duduk maupun berbaring.”
Sekarang kita fahami maksud dari Ayat tersebut,
apa yang dimaksud dengan malam dan siang yang silih berganti dan mengingat
Alloh dalam keadaan berdiri, duduk maupun berbaring.
Malam artinya suatu kondisi gelap dan
tidak ada cahaya dimana manusia mudah tersesat karena tidak bisa melihat,
sehingga tidak dapat membedakan dan tidak tahu apa-apa, yang ada hanyalah
meraba-raba. Yang dapat berfungsi sebagai cahaya dalam kehidupan manusia adalah
Al-Qur’an. Kalau manusia meninggalkan Al-Qur’an, tidak menjadikan Al-Qur’an
sebagai pedoman dan petunjuk hidup, maka yang terjadi adalah kondisi kegelapan.
Kondisi kegelapan dalam Al Quran disebut dzulumat . Kata “dzulumat”
itu satu akar kata dengan kata “dzolim”. Seperti terdapat dalam Qs. Al
Maidah ayat 45
Dan kami Telah tetapkan terhadap
mereka di dalamnya (At Taurat) bahwasanya jiwa (dibalas) dengan jiwa, mata
dengan mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan gigi,
dan luka luka (pun) ada kisasnya. barangsiapa yang melepaskan (hak kisas) nya,
Maka melepaskan hak itu (menjadi) penebus dosa baginya. barangsiapa tidak
memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah
orang-orang yang zalim.
Berarti kondisi malam adalah
bahasa kias dari kondisi kedzoliman, sebab bukan hukum Alloh yang diberlakukan,
akan tetapi hukum manusia yang diberlakukan. Jadi kondisi malam adalah kondisi
tegaknya Dien Thogut dan runtuhnya Dien Islam, sehingga orang tidak dapat
melihat kebenaran. Tidak dapat membedakan yang benar dan yang salah, karena
fungsi Al-Quran sebagai cahaya kehidupan manusia tidak berlaku, sehingga
manusia tersesat sejauh-jauhnya dan dalam keadaan musyrik.
Siang artinya suatu kondisi terang,
terdapat sinar matahari yang menerangi seluruh muka bumi, sehingga manusia
dapat melihat dan dapat membedakan sesuatu. Dalam kondisi siang hari, tidaklah
mungkin manusia tersesat. Qs. An-Nisa ayat 174
Hai manusia, Sesungguhnya Telah
datang kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu. (Muhammad dengan mukjizatnya) dan
Telah kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang (Al Quran).
Dan yang dimaksud mengingat Alloh
sambil berdiri atu duduk atau berbaring ialah orang-orang yang konsisten
memurnikan ajaran Islam baik Islam dalam keaadan tegak, maupun mendekati
keruntuhan bahkan saat kehancuran Islam sekalipun. Dan ada maksudnya dari
proses pencipataan langit dan bumi. Orang-orang mukmin yang berakal tahu bahwa
Al-Quran bukanlah dongengan belaka tapi ada pelajaran yang harus diambil dan
dilaksanakan dalam pengabdian kepada Alloh seperti kutipan dalam Qs.
Yusuf ayat 111.
Sesungguhnya pada kisah-kisah
mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran
itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab)
yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat
bagi kaum yang beriman.
Lebih dari tujuh puluh lima
persen isi Al-Quran adalah sejarah para nabi dan rasul sebelum Muhammad yang
dalam hal ini di dominasi oleh nabi dan rasul dari kalangan bani isroil. Suatu
pemandangan yang ironi sekali kalau kita melihat orang-orang yang hari ini
menyimpan Al-Quran di rumahnya hampir seluruh dari mereka membenci orang
Israel. Padahal kalau mereka mau sedikit membuka mata akan timbul suatu
pertanyaan ada sebenarnya ini?. Kembali pada ayat diatas qhosos atau sejara h para nabi dan rasul yang pernah Alloh utus ke
muka bumi dengan misi menegakkan Dien Haq sudah barang tentu terdapat
pelajaran bagi gene rasi setelahnya tatkala
generasi itu ditunjuk oleh Alloh untuk memikul tugas yang sama.
Dari informasi ayat ini
menerangkan bahwa kondisi Terang karena adanya cahaya, karena Al-Qur’an sebagai
cahaya, dijadikannya sebagai petunjuk dan pedoman hidup bagi manusia. Dalam
kondisi ini manusia dapat membedakan antara yang haq dan yang bathil. Kondisi
yang demikian karena hukum Alloh telah tegak di muka bumi. Jadi kondisi siang
adalah kondisi di mana tegaknya Dien Islam dan runtuhnya Dien thoghut.
Perhatikan juga dalam Qs.
Al-Lail Ayat 1-2 ,
“ Demi malam tatkala menutupi
(Siang), Demi siang tatkala menerangi”.
Ayat 1, mengajak kita untuk memperhatikan
perubahan alam dengan seluruh makhluk yang ada didalamnya tatkala bumi berubah
dari siang kepada malam. Kata “ghoya” sama dengan “menutupi” atau “melingkupi”.
Jika malam melingkupi siang, maka akan terjadi perubahan besar pada tingkah
laku alam dan makhluk, diantaranya adalah sebagai berikut:
- Semua yang tadinya nampak jelas kini menjadi buram dan
akhirnya tidak kelihatan sama sekali. Dalam kondisi yang demikian, orang tidak
dapat melihat apapun, sehingga aktifitas manusia terhenti sama sekali.
- Dalam kondisi gelap, orang tidak dapat membedakan warna,
besar kecilnya barang, jenis barang maupun keindahan suatu barang. Yang ada
hanyalah meraba-raba atau menduga duga.
- Timbul rasa kantuk yang membuat orang tidur.
Kalau kita melihat dari dimensi
bathinnya adalah : jika Islam sebagai suatu Dien ciptaan Alloh dikafiri oleh
manusia, maka kehidupan yang semula terang benderang menjadi gelap gulita. Dalam kondisi jahiliyah, manusia
tidak dapat membedakan mana yang haq mana yang bathil, yang ada hanyalah
kebenaran spekulatif. Manusia akan berjalan seperti orang yang berjalan di
malam gelap yang tak menentu arah dan tujuan serta selalu berakhir dengan kesesatan
dan kerusakan. Sebagaimana tergambar dalam Qs. Al Baqoroh
ayat 257 .
Allah pelindung orang-orang yang
beriman; dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya
(iman). dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang
mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran). mereka itu
adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.
Ayat 2, adalah penggambaran
keadaan sebaliknya yaitu perubahan dari gelap kepada terang. Jika hari berubah
dari malam kepada siang, seluruh makhluk di bumi menyambutnya dengan suka cita.
Pohon yang semula tidur, tunduk merunduk kini segar kembali, semua makhluk
seperti hewan yang mencari makan di siang hari bangun termasuk manusia
didalamnya.
Demikian halnya dengan kehidupan
bathin manusia, jika fajar Islam memancarkan sinarnya pertanda akan siang, maka
makhluk Alloh dibumi akan menyambutnya dengan penuh semangat dan kegembiraaan.
Idzaa jaa
a’nashrullohi wal fath, waroitannaasa yadkhuluna fii dinillahiafwaa jaa........
Suatu pemandangan yang benar-benar kontras tatkala
malam melingkupi siang
- Semua yang tadinya nampak buram bahkan tidak kelihatan sama sekali dimana orang
tidak dapat melihat apapun, sehingga aktifitas manusia terhenti sama sekali.
Sekarang mulai kelihatan dan manusia dapat melihat dengan jelas sehingga dia
dapat beraktifitas kembali seperti sehari sebelumnya
- Tadinya dalam kondisi gelap, orang tidak dapat membedakan warna, besar kecilnya
barang, jenis barang maupun keindahan suatu barang. Yang ada hanyalah
meraba-raba atau menduga duga. Sekarang manusia bisa membedakan antara hitam
dan putih, baik-buruknya sesuatu. semua diukur berdasarkan prinsip kebenaran
yang pasti.
- Yang tadinya manusia larut dalam rasa kantuk yang membuat orang tidur. Sekarang
manusia bangun dari tidur dengan semangat segar-bugar untuk berakatifitas
Perubahan alam ( akhwan) adalah
Sunnatulloh yang tidak pernah berubah, demikian halnya pergantian atau
pergiliran antara kekuasaan Islam dan Ghair u l Islam (Thoghut) adalah
Sunnatulloh yang akan selalu terjadi.
Keterangan:
1 Garis hitam
terbelah dua adalah garis proyeksi perjalanan waktu
2.Garis merah
terputus-putus bergelombang adalah proyeksi perjalanan Dien Thogut
3.Garis hijau
bergelombang adalah proyeksi perjalanan Dien Islam
4.Lingkaran kecil
berwarna hitam pekat adalah proyeksi terjadinya pergantian kondisi
PERJALANAN SUNNATULLOH
Sama halnya dengan malam
dan siang yang silih berganti serta masing-masing mempunyai batas waktunya,
dalam kehidupan manusia pun juga ada siklus pergantian kondisi yaitu saat Dien
Islam tegak dan saat Dien Thogut tegak, masing-masing dari keduanya mempunyai
kekuasaan sesuai dengan batas waktunya.
Perhatikan Qs. Al A’rof ayat 34
Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; Maka apabila Telah datang
waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat
(pula) memajukannya.
Perlu diketahui bahwa kata “ummat” yang
tardapat dalam ayat diatas termasuk dalam katagori Isim Nak hiroh . Isim nakhiroh adalah kata benda yang bermakna umum –tak tertentu
(indifinite)- (disebut kata umum dalam konteks tata bahasa Indonesia).
Yang berbeda dari isim nakiroh adalah isim ma’rifat yakni kata benda yang
bermakna khusus –tertentu (definite)-, dengan tandanya selalu disisipi atau
didahului alif-lam. Tanda atau ciri dari isim nakiroh ini adalah tidak
disisipinya atau tidak didahuluinya kata itu dengan alif-lam dan harokat pada
huruf terakhirnya adalah tanwin (dhomatain, fathatain, atau kasrohtain). Dalam
bahasa Inggris (dari segi maknanya), isim nakiroh ini sama dengan article a
atau an. Sebagai contoh; a book, an article (sebuah buku, sebuah artikel)
. Ketika seseorang mengatakan a book, maka yang dimaksud bisa buku mana saja.
Sedangkan isim ma’rifat sama dengan article the (definite). Sebagai contoh; the
book, the article (buku itu, artikel itu) . Ketika seseorang mengatakan the
book, maka buku yang dimaksud hanya buku yang dimaksud oleh si pembicara (misalnya
dengan menyebutkan nama buku atau pengarang buku atau bisa juga dengan menunjuk
buku yang dimaksud), dan bukan buku yang lain. Maka dengan demikian kata “ummat” dalam ayat ini masih
bermakna umum tidak terkhusus kepada ummat tertentu saja tetapi seluruh ummat.
Jadi dapat dipahami bahwa
“Tiap-tiap ummat punya batas waktu
” m aksudnya tiap-tiap ummat baik ummat thogut maupun ummat
Islam punya batas waktu yang sesuai dengan ketetapan Alloh karena itulah yang
namanya Sunnatulloh (kebiasaan, tradisi Alloh).
Berkenaan dengan batas
waktu atau “ajal ummat” Ada satu hal menarik dari pernyataan Qs. Al Haqqoh Ayat 32 , yang
“barangkali” tidak bisa diterima oleh orang yang berpolapikir agamis
Kemudian belitlah dia dengan rantai yang
panjangnya tujuh puluh hasta.
Yang di maksud dengan
Rantai 70 hasta artinya 700 tahun karena 1 hasta = 10 dasawarsa , 1
dasawrsa = 10 tahun berarti
70 X 10 = 700 tahun
. Dalam Qs. Al
Baqoroh Ayat
261 dijelaskan “
Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya
di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang
menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah
melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas
(karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui”.
7 bulir ada 100 biji, berarti
7 x 100 = 700
Inilah hukum baja
sejarah yang berlaku dalam kehidupan ini baik kehidupan materi maupun kehidupan
alam phsiko manusia yang tak pernah berubah sepanjang perjalanan waktu gerak
kehidupan alamin. Dalam perjalanan waktu kehidupan anak manusia yang kalau kita
lihat dari informasi dalam Kitab-kitab Alloh dapat kita mulai dari sejarah
Adam, sebagaimana telah kita pahami bahwa berbicara Adam bukanlah berbicara
manusia pertama. Tetapi sejarah Adam adalah prihal tentang kebangkitan Dien
Islam dibawah kepemimpinan Adam, yang merupakan kebangkitan pertama yang Alloh
muat dalam penuturan Al-Quran.
1.
KEBANGKITAN ADAM
Dalam penuturan Al-Quran dikisahkan bahwa
Adam adalah manusia yang hidup pada suatu generasi yang kacau-balau seluruh
tatanan phsiko manusia jungkir balik yang berdampak kepada rusaknya seluruh
muka bumi . Dalam kondisi demikianlah Alloh membuat
suatu rencana –reboisasi- Penghijauan besar-besaran. Bermula dari
kisah dalam Qs. Al Baqoroh ayat 30 :
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para
malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka
bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah)
di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah,
padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan
Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu
ketahui."
Dan dia mengajarkan kepada Adam
nama-nama (benda-benda) seluruhnya, Kemudian mengemukakannya kepada para
malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika
kamu mamang benar orang-orang yang benar!"
Maka demikianlah Adam dipilih
untuk memimpin manusia-manusia pilihan untuk melakukan suatu pergerakan
–penghijauan- kembali bumi Alloh. Singkat cerita berhasil-lah Adam beserta
pengikutnya menunaikan tugas suci yang ia emban. Maka hijaulah kembali bumi
Alloh yang tadinya layu dan mati( silahkan baca Qs.Al Baqoroh ayat
30-39 ) .
Namun sesuai dengan ketetapan
Alloh bahwa tidak selamanya yang hijau itu akan hijau selamanya, siang pasti
akan ditutupi oleh pekatnya malam. Dengan kata lain bani adam telah menemui
ajalnya, maka sekarang adalah giliran pihak oposisi yang berkuasa dialah Iblis.
Selama pihak oposisi ini berkuasa maka wajah alam semesta kembali rusak
seperti ketika Adam memulai tugasnya dahulu, Alloh selaku robbul alamin tentu
tidak akan membiarkan hal ini jerjadi terus menerus sesuai dengan rumusan bahwa
segala sesuatu ada ajalnya.
2.
KEBANGKITAN NUH
Tatkala Dien Ghairulloh menjemput ajalnya
tibalah giliran Dien Islam untuk eksis kembali menata dan mengembalikan bumi
Alloh pada titik mizannya. Menjadi suatu keharusan bahwa Alloh akan kembali
mengutus seorang Utusan.
Sesungguhnya kami Telah mengutus Nuh kepada kaumnya
(dengan memerintahkan): "Berilah kaummu peringatan sebelum datang
kepadanya azab yang pedih",
Nuh berkata: "Hai kaumku,
Sesungguhnya Aku adalah pemberi peringatan yang menjelaskan kepada kamu,
(yaitu) abdilah olehmu Allah,
bertakwalah kepada-Nya dan taatlah kepadaku,
Adapun tugas suci ini dipikul
kembali oleh anak cucu Adam dibawah komando Nuh sebagai penebus dosa atas
kesalahan bapak leluhurnya Adam. Demikian Nuh membangun suatu kapal besar untuk
mengangkut manusia dari “Tsunami akbar” yang Alloh janjikan ketika itu.
Sebagai akhir dari pelayaran panjang yang ditempuh Nuh bersama seluruh awak
”Kapalnya” berlabuhlah mereka di Bukit Judi. Tegaklah kembali Dien Islam dimuka
bumi Alloh hingga akhirnya kembali harus menemui ajalnya dan tegaklah kembali
apa yang tadinya terendam oleh air bah. (silahkan baca Qs. Nuh ayat 1-28)
Berkuasalah di bumi seorang raja
yang berkuasa secara absolut. Dia bermaksud menghilangkan batas Negara seluruh
gerak kehidupan manusia berada dibawah satu komando yaitu ditangannya. Bahwa
dimuka bumi ini hanya idieologinya saja yang berlaku. Dialah Namrud/Nimrok yang
sebenarnya kalau kita mau sedikit membuka mata dialah orang pertama dalam
sejarah tertulis yang mencetuskan suatu ajaran yang dikenal pada hari ini
dengan ajaran Komunis-sosialis. Imperium
Namrud dibangun di dataran Mesopotamia yang kemudian lebih dikenal dengan nama
Babilonia lama.
3.
KEBANGKITAN YERUSSALEM I
Pada masa berkuasanya Namrud inilah hidup
seorang yang hanief/lurus, yang kepadanya Alloh berkenan untuk mengadakan
perjanjian. Suatu perjanjian berkenaan dengan suatu rencana masa depan dunia
yang akan Alloh laksanakan dalam waktu dekat. Sebagaimana tertera dalam
pernyataan Qs. Al Baqoroh ayat 124-125:
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan
beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman:
"Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia".
Ibrahim berkata: "(Dan saya mohon juga) dari keturunanku. Allah berfirman:
"Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang yang zalim".
Dan (ingatlah), ketika kami
menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang
aman. dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat. dan Telah kami
perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: "Bersihkanlah rumah-Ku untuk
orang-orang yang thawaf, yang i'tikaf, yang ruku' dan yang sujud".
Dialah Ibrahim anak seorang
pembesar Namrud sendiri, meskipun demikian Ibrahim berseberangan
Aqidah/pandangan dengan bapaknya sendiri. Apa yang dipandang benar oleh Namrud
beserta bapaknya adalah suatu –paradok- bagi Ibrahim tidak hak manusia mengatur
manusia lainnya. Suatu pemandangan yang terbalik dalam kesadaran Ibrahim.
Demikianlah Ibrahim beserta
keturunannya selama rezim Namrud sampai Firaun di Mesir mereka hidup dalam
”dunia paradok” yang terus mereka perjuangkan sampai tibalah saat dimana
paradoksi tadi menjadi suatu Fakta. Dialah Musa yang membalik pemandangan dunia
ketika itu. Sebagai orang yang Alloh utus untuk mengangkat bangsa Israel
sebagai bangsa terhormat pemimpin dunia yang tadinya adalah budak Fir’aun.
Tegaknya Yerussalem sebagai kota Keadilan Alloh suatu negeri yang dulu Alloh
janjikan kepada kakek buyut mereka Ibrohim. Dunia kembali siang manusia kembali
kepada fitrah penciptaan dirinya sebagai seorang hamba yang menghambakan dirinya
kepada sang Tuannya yaitu Alloh Robbul Alamin. Sampai tibalah saat dimana
manusia lelah dengan –siang- mereka mendamba datang-nya malam.
Maka tatkala ajal itu datang
menjemput maka datanglah makhluk malam menghuni Yerussalem yang ketika itu
sudah diselimuati oleh pekatnya malam, dunia kembali menjadi gelap berkuasalah
seorang manusia dengan -rupa binatang- dialah Nebukadnezar raja dari Babilonia
baru yang merupakan reingkarnasi dari
Babilonia lama.
Masa kegelapan yang berlangsung
selama tujuh ratus tahun ini berkuasa empat imperium besar yang silih berganti
menjajah bumi Alloh. Babilonia baru dipenghujung riwayatnya diserang oleh dua
sekutu yang membangun imperium Medio-Persia dengan rajanya Darius Agung.
Imperium Medio-Persia ini dengan segala kebesarannya menguasai dunia tapi
tatkala masa senjanya tiba tidak berdaya menghadapi gempuran ekspansi Alexander
The Great dengan bendera Imperium Macedonia, suatu bangsa yang menganut paham
Helenisme. Inilah awal pemandangan baru yang menghiasi bumi Alloh. Helenisme
sang dewi matahari yang menyesatkan manusia dengan kecantikannya yang semu,
yang pada hari ini familiar dengan sebutan Liberal-Kapitalis. Namun sayang sang
Raja mati muda meninggalkan sang dewi yang merana. Imperiumnya terpecah sesuai
dengan empat arah mata angin. Salah satu pecahannya tumbuh menjadi Imperium
besar dialah Romawi. Sang anak yang kemudian mengawini janda ayahnya karena
tidak ingin sang dewi mati merana.
4.
KEBANGKITAN
YERUSSALEM II
Dipenghujung kekuasaan Imperium Romawi
inilah Fajar Islam datang, matahari itu terbit diatas kepala seorang “Anak
Tuhan” dialah Isa Al-Masih atau Jesus Kristus. Kehadiran Jesus Kristus sebagai
juru selamat adalah dalam artian “Bahwa dia adalah manusia yang Alloh pilih
untuk menyelamatkan atau mengeluarkan manusia dari kedzoliman yang dilakukan
oleh empat Imperium tadi yang menjajah bumi Alloh khususnya Yerussalem yang
dibangun oleh Musa sebagai pusat peradaban Islam ketika itu. Sementara makna
Jesus sebagai penebus dosa ummat manusia adalah dalam pengertian bahwa Jesus
diutus untuk memimpin manusia pada generasi ketika itu untuk sama-sama berjuang
mengembalikan Yerussalem sebagai Pusat peradaban dunia yang telah hancur
sebagai akibat dari dosa leluhur mereka tujuh ratus tahun sebelumnya. Jadi
makna Jesus sebagai penebus dosa bukan dosa manusia dari Adam sampai manusia
akhir zaman yang tak kunjung berakhir ini, tetapi secara terkhusus adalah dosa
Bani Israel pada ketika itu yang tidak konsis lagi dengan hukum taurat dan
manusia pada umumnya yang hidup dalam kedzoliman sebelum kedatangan Jesus
Kristus.
Jesus Kristus atau Isa Al-Masih
sebagaimana termaktub dalam Qs. Ash Shoff ayat 6 :
Dan (Ingatlah) ketika Isa ibnu
Maryam berkata: "Hai Bani Israil, Sesungguhnya Aku adalah utusan Allah
kepadamu, membenarkan Kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira
dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad
(Muhammad)." Maka tatkala Rasul itu datang kepada mereka dengan membawa
bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang
nyata."
Jelas bahwa Jesus atau Isa
Al-Masih adalah seorang Rasul Alloh selain itu disatu sisi Jesus Kristus juga
memberikan sinyal akan kedatangan seorang Rasul setelahnya. Isa sebagai Rasul
Alloh sesuai dengan rumusan yang terdapat dalam Qs. Ash Shoff ayat 9:
Dialah Alloh yang Telah
mengutus RasulNya (dengan membawa) petunjuk (Al-Quran) dan Dien yang benar
untuk dimenangkanNya atas segala Dien, walaupun orang-orang musyrikin tidak
menyukai
Maka Isa sebagai seorang Rasul
Alloh adalah suatu kepastian bahwa dia berhasil menjalankan tugasnya
mengembalikan Yerussalem sebagai Kerajaan Alloh di muka bumi dan mengusir
Imperium Romawi dari tanah Yerussalem. Sebagaimana yang tergambar dalam
pernyataan Qs. Ash Shoff ayat 14 bahwa Isa Al Masih/Jesus
Kristus beserta pengikut setianya adalah orang-orang yang menang.
Hai orang-orang yang beriman,
jadilah kamu penolong (agama) Allah sebagaimana Isa ibnu Maryam Telah Berkata
kepada pengikut-pengikutnya yang setia: "Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku
(untuk menegakkan agama) Allah?" pengikut-pengikut yang setia itu berkata:
"Kamilah penolong-penolong agama Allah", lalu segolongan dari Bani
Israil beriman dan segolongan lain kafir; Maka kami berikan kekuatan kepada
orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka, lalu mereka menjadi
orang-orang yang menang.
Adapun makna dari pernyataan yang
ada dalam Injil bahwa Isa atau Jesus Kristus di salib kemudian pada hari ketiga
dia bangkit lalu naik ke langit duduk disamping kanan Alloh yang kemudian akan
turun lagi ke muka bumi pada akhir zaman membangun Kerajaan-Nya, yang dalam
mitologi Islam agamis familiar dengan sebutan Imam Mahdi yang pada hari sedang
dinanti tapi tak kunjung datang. Pernyataan ini tidak bisa kita telan secara harfiah
begitu saja, untuk lebih jelasnya pernyataan ini akan kita bahas dalam materi
Konsep Marrotain.
Berdasarkan informasi diatas
dapat diambil kesimpulan bahwa Isa Al-Masih atau Jesus Kristus berhasil
menegakkan Dien Islam, namun sesuai dengan rumusan tidak selamanya siang itu
ada akan tiba saatnya malam menjemput. Maka tatkala genap usianya tujuh ratus
tahun runtuhlah kembali Dien Islam, dunia kembali menjadi gelap. Yerussalem
kembali dikuasai oleh Romawi yang merupakan reingkarnasi dari Imperium Romawi yang
diusir oleh Jesus Kristus tujuh ratus tahun sebelumnya. Romawi yang datang
dalam rangka menuntut balas tidak ingin dalam sejarah kelak di kumudian hari
dikenal sebagai pecundang yang lari dari medan perang. Maka disinilah
konspirasi sejarah itu dimulai, Isa Al-Masih atau Jesus Kristus sebagai pejuang
dan pemegang tampuk kepemimpinan Yerussalem, -Dinastinya- dilenyapkan dari
Sejarah Kontemporer. Jesus difigurkan sebagai seorang guru moral yang mengajar
dari kampung ke kampung diikuti oleh banyak muridnya, dalam perjalanannya dia
sekaligus sebagai seorang dukun yang bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit
serta bisa menghidupkan orang mati. Ajaran Isa Al-Masih atau Jesus Kristus yang
sesungguhnya dikubur dalam perut bumi sementara raganya dibungkus dalam –Jubah
Tuhan-. Inilah kejahatan terbesar yang sampai hari berhasil menyesatkan lebih
dari separuh manusia di muka bumi ini.
5.
KEBANGKITAN
DARUSSALAM I
Masa kegelapan yang berlangsung hampir
tujuh ratus tahun ini, dunia dikendalikan oleh dua kekuatan yang saling
berseberangan secara idiologi. Yaitu Romawi yang berfaham Liberal-kapitalis dan rival
abadinya Persia yang berfaham komunis-sosialis. Dua faham inilah yang mewarnai
sejarah peradaban manusia menjelang terbitnya kembali sang –Fajar-
Setelah hampir tujuh ratus tahun dunia dalam kegelapan, maka tibalah saat penggenapan
daripada nubuatan Isa Al-Masih atau Jesus Kristus yang tertera dalam Qs.
Ash Shoff ayat 6:
Dan (Ingatlah) ketika Isa ibnu
Maryam berkata: "Hai Bani Israil, Sesungguhnya Aku adalah utusan Allah
kepadamu, membenarkan Kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira
dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad
(Muhammad)." Maka tatkala Rasul itu datang kepada mereka dengan membawa
bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang
nyata."
Sebagaimana kita bahas
sebelumnya, bahwa salah satu isi dari ayat ini adalah berkenaan akan
datangnya seorang Rasul pasca keruntuhan Islam yang dibangun oleh Isa Al-Masih.
A khirnya pada tahun 571 Masehi
lahirlah seorang anak manusia yang bernama Muhammad kemudian pada tahun 6 09/610 M, Muhammad diangkat menjadi Rosululloh untuk mengemban tugas suci
menegakkan
Dien Islam di muka bumi, 1 3 tahun kemudian setelah melalui periode da’wah yang panjang yaitu tahun 62 2 M, Muhammad dan para pengikutnya hijrah, artinya
ini adalah awal kelahiran / kebangkitan ummat / Dien Islam di muka bumi , delapan tahun kemudian terjadilah
peristiwa monumental dalam sejarah Ummat Islam dan tragedi memiluka bagi
masyarakat “pagan arab” ketika itu yaitu peristiwa Futuh Mekkah dan dua tahun
kemudian tepatnya 632 M tegaklah kekhalifahan Islam atau berdirinya Madinah Al Munawwaroh (Darussalam 1) sampai pada puncak
kejayaan pada masa Kholifah Harun Ar-Rosyid kurang lebih tahun
989 M, ibarat matahari tepat di ubun-ubun kepala atau jam 12 siang. Setelah puncak kejayaan Islam, banyak
ummat Islam yang lupa diri dan melanggar perjajian abadi dengan Alloh, mereka
lupa akan hukum-hukum Alloh, akhirnya pada tahun kurang lebih 1000 M, pada saat
itulah Alloh mulai mencabut wahyu sedikit demi sedikit (Qs. Al Isro
ayat 85-86):
Dan mereka bertanya kepadamu
tentang roh. Katakanlah: "Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah
kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit".
Dan Sesungguhnya jika kami
menghendaki, niscaya kami lenyapkan apa yang Telah kami wahyukan kepadamu, dan
dengan pelenyapan itu, kamu tidak akan mendapatkan seorang pembelapun terhadap
kami,
Saat itu Ummat Islam mulai tidak
faham kitab / Al-Quran kecuali mereka hanya berprasangka saja (Qs. Al
Baqoroh ayat 78):
Dan diantara mereka ada yang buta
huruf, tidak mengetahui Al Kitab (Taurat), kecuali dongengan bohong belaka dan
mereka Hanya menduga-duga
Ajaran Islam mulai terkontaminasi
dengan faham helenisme ditandai dengan menjamurnya buku-buku dari filsuf yunani
semacam Plato, Socrates, Aristoteles yang diterjemahkan ke dalam bahasa arab
ketika itu. Pada ujung masa degradasi Islam pada tahun 1258 M terjadilah
Ekspansi tentara Mongol ke Baghdad dan
negeri-negeri Islam lainnya, itu adalah tanda atau sinyal bahwa Islam tidak
lama lagi akan runtuh dan sekitar tahun 1324 M kekholifahan Islam di Baghdad
dihancurkan oleh Kubilai Khan / Hulagu Khan dari Bangsa Mongol. Pada waktu itu
Islam dibantai habis-habisan bahkan perpustakaan terbesar di dunia dibakar
sehabis-habisnya tanpa sisa dan tegaklah thogut di muka bumi. Tetapi Alloh
mengatakan bahwa setiap 1000 tahun sekali wahyu akan diturunkan lagi
sebagaimana tertulis dalam pernyataan Qs. As Sajdah ayat
5.
Dia mengatur urusan dari langit
ke bumi, Kemudian (urusan) itu naik kepadanya dalam satu hari yang kadarnya
adalah seribu tahun menurut perhitunganmu
Satu pertanyaan yang wajar muncul dalam benak kita
“ Ya Alloh kalaulah benar engkau telah mencabut apa yang pernah engkau turunkan
kepada hamba-Mu Muhammad, akankah Engkau menurunkannya kembali kepada generasi
kami hari ini ?”